Rabu, 13 Februari 2013

Di antara rahasia-rahasia Al Qur’an Al Karim

            Allah Ta’ala berfirman: {Sesungguhnya Al-Qur’an ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (lauhulmahfuz), tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan, diturunkan dari Rabbil'alamiin}.[1]
            Ayat-ayat Al Qur’an Al Karim ini adalah ayat 77 sampai 80 surat Al Waaqi’ah, yaitu surat makkiyyah yang ayat-ayatnya berjumlah 96 ayat setelah basmalah. Dinamakan Al Waaqi’ah (Hari Kiamat) karena surat itu menyebutkan hari kiamat, dan Al Waaqi’ah adalah salah satu nama hari kiamat.
Pusaran utama dari surat Al Waaqi’ah adalah sekitar kejadian-kejadian Hari Kejadian, Hari Kiamat dan Hari Akhirat, dan jawaban atas orang-orang penyangkal tiga kejadian besar tersebut. Hari Kejadian adalah saat-saat terakhir dari umur keberadaan dunia yang di dalamnya seluruh makhluk menjadi fana. Sementara Hari Kiamat adalah pembangkitan dari bumi baru yang bukan bumi kita sekarang dan di bawah langit baru yang bukan langit kita sekarang. Sedang Hari Akhirat adalah hari yang datang setelah pembangkitan, penghimpunan, penghitungan, dan pembalasan dengan hidup kekal apakah di surga ataukah di neraka.
            Di antara bukti-bukti logis bahwa Al Qur’an Al Karim adalah firman Allah:
Pertama: Al Qur’an adalah kitab mu’jizat dalam kaitannya dengan penjelasannya. Karena tiap huruf, kalimat, ayat, surat, dan Al Qur’an seluruhnya adalah mu’jizat dalam kefasihannya, susunan kata-katanya, penjelasannya dan pembuktiannya. Lebih dari itu ayat-ayatnya berkaitan sebagian dengan sebagian yang lain, awal surat-suratnya berkaitan dengan akhir surat-suratnya, surat-suratnya berkaitan sebagian dengan sebagian yang lain, kata-kata tertentu dipilih dalam kejadian-kejadian tertentu tanpa tandingan dalam keakuratan ungkapan, ketepatan kinerja, lengkap dan sempurna yang tidak dapat ditandingi oleh buatan manusia setinggi apapun ilmunya. Al Qur’an Al Karim telah menantang bangsa Arab ketika mereka berada dalam puncak kefasihan agar mereka mendatangkan kitab yang serupa dengan Al Qur’an, atau sepuluh surat yang serupa dengannya, atau bahkan satu surat yang serupa dengannya walau dari surat-surat yang pendek sekalipun, namun mereka tidak sanggup untuk itu.
Kedua: Al Qur’an adalah kitab mu’jizat dalam kaitannya dengan keyakinan-keyakinan yang diserukannya. Di antaranya adalah seruannya kepada keimanan kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhirat, qada dan qadar yang baiknya maupun yang buruknya, kepada yang gaib yang tidak dapat dilihat oleh manusia, kepada ketauhidan kepada Allah, dan kepada seruan kepada keimanan tentang ketauhidan risalah langit, tentang persaudaraan antara nabi-nabi dan antara manusia semuanya yang asal usul mereka berakhir kepada satu bapak dan satu ibu yaitu Adam dan Hawa. Betapa perlunya manusia kepada akidah yang sahih di tengah serbuan kekafiran, kesyirikan, dan kesesatan. Setiap orang yang berakal melihat bahwa ketauhidan lebih baik daripada kesyirikan, dan bahwa beriman kepada nabi-nabi Allah dan rasul-rasul-Nya lebih baik daripada bergantung pada salah satu dari mereka dan kelewat batas dalam mengagung-agungkannya sehingga menyembahnya selain Allah, atau kelewat batas dalam menyembah suatu zat sehingga menjadikannya sebagai tuhan selain Allah dan berlaku sombong di muka bumi.
Ketiga: Al Qur’an adalah kitab mu’jizat dalam kaitannya dengan ibadah-ibadah yang diserukannya, karena di dalam Al Qur’an ibadah-ibadah itu adalah perintah-perintah Allah, bukan buatan manusia. Disini dapat dilihat perbedaan besar antara ibadah-ibadah yang diwajibkan oleh Allah Ta’ala dan ibadah-ibadah hasil rekayasa manusia. Melalui perbandingan antara ibadah-ibadah bagi umat Islam seperti mengucapkan dua kalimat syahadat, mendirikan shalat, puasa Ramadan, zakat dan haji dengan ibadah-ibadah pada pemeluk-pemeluk agama-agama yang lain.
Keempat: Al Qur’an adalah kitab mu’jizat dalam kaitannya dengan undang-undang akhlak yang sempurna dan sejalan dengan perilaku tiap individu, keluarga, dan masyarakat.
Kelima: Al Qur’an adalah kitab mu’jizat dalam kaitannya dengan hukum-hukumnya yang disifatkan dengan hikmah, dewasa dan adil seperti pelarangan pembunuhan jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan hak, penetapan hukuman qishash, pelarangan perzinaan dan penyimpangan seksual, pelarangan pencurian dan penjarahan, pelarangan riba dengan segala bentuknya, pelarangan makan harta orang lain dengan cara yang batil, pelarangan minum minuman keras (khamar) dan makan bangkai atau darah atau daging babi, penentuan hubungan, kewajiban dan hak bagi tiap individu dalam keluarga, masyarakat, negara dan dunia, sebagaimana disampaikan dalam fikih keluarga dan masyarakat, fikih mu’amalah dan perilaku, fikih penguasa dan warganegara, dan ketetapan-ketetapan ilahiah yang lain yang mengungguli perundang-undangan buatan manusia.
Keenam: Al Qur’an adalah kitab mu’jizat dalam kaitannya dengan petunjuk-petunjuk ilmiahnya kepada alam semesta, kandungan-kandungannya, dan fenomena-fenomenanya. Terdapat lebih dari 1200 ayat yang berbicara tentang petunjuk-petunjuk ilmiah itu secara akurat, sempurna, dan lengkap. Petunjuk-petunjuk ilmiah itu tidak disampaikan dalam kedudukannya sebagai berita ilmiah, namun disampaikan dalam kedudukannya sebagai penyimpulan atas hakikat ketuhanan Allah Ta’ala, hakikat rababiah-Nya, ketauhidan-Nya di atas seluruh makhluk-Nya, dan dalam kedudukannya sebagai kesaksian atas kemahakuasaan-Nya dalam penciptaan, kefanaan, dan kebangkitan, dan atas segala sesuatu yang dikehendaki-Nya. Penemuan-penemuan ilmiah moderen pun datang sejalan seiring dengan apa yang diturunkan dalam Al Qur’an Al Karim.
Ketujuh: Al Qur’an adalah kitab mu’jizat dalam kaitannya dengan berita-berita gaibnya dan petunjuk-petunjuk sejarahnya. Al Qur’an mengisyaratkan kepada sejumlah peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa pra sejarah yang tidak dicatat kecuali olehnya. Demikian pula dia memberitakan berbagai kejadian sebelum kejadiannya, kemudian kejadian itu terjadi secara nyata, atau belum terjadi atau sedang ditunggu kejadiannya. Al Qur’an memaparkan secara akurat sisi-sisi dari sejarah sejumlah nabi-nabi dan rasul-rasul, beberapa orang-orang yang saleh dan yang jahat, dan beberapa umat terdahulu yang telah binasa. Penemuan-penemuan arkeologi mulai membenarkan apa yang disampaikan oleh Al Qur’an Al Karim.
Kedelapan: Al Qur’an adalah kitab mu’jizat dalam kaitannya dengan prinsip-prinsip pendidikan yang peduli pada pembangunan manusia yang saleh, bukan hanya pada pembangunan manusia yang sukses saja yang difokuskan oleh kebanyakan metode-metode pendidikan modern, yang telah diteguhkan kegagalannya.
Kesembilan: Al Qur’an adalah kitab mu’jizat dalam kaitannya dengan risalah yang disampaikannya kepada manusia yaitu penyampaian yang meninggikan derajat manusia di sisi Allah. Tidak ada satupun penyampaian yang meninggikan derajat manusia kecuali Al Qur’an karena Al Qur’an menentukan hubungan manusia dengan Tuhannya, dengan zatnya, dengan keluarganya, dengan masyarakatnya, dan dengan umat manusia seluruhnya secara rinci dan akurat. Al Qur’an meninggikan kedudukan manusia ke tempat yang terhormat, memberikan kepadanya rasa aman, menghilangnya dari kecemasan, rasa takut, prasangka buruk, kedengkian, kecemburuan, pesimisme, ketegangan, kepedihan, dan penyakit-penyakit psikologis lain yang kerap menimpa manusia dalam ketiadaan keimanan kepada Allah dan dalam ketiadaan pemahaman tentang hakikat risalah manusia dalam kehidupan: Bahwa manusia itu adalah hamba Allah maka dituntut baginya untuk menyembah Tuhannya sesuai dengan apa yang diperintah-Nya, bahwa manusia itu adalah khalifatullah di muka bumi maka dituntut baginya untuk memakmurkannya, menegakkan syariat Allah dan keadilan-Nya di seluruh penjuru bumi. Lebih daripada itu Al Qur’an menenteramkan manusia dengan perasaan bahwa dirinya dilindungi oleh Allah, karena manusia jika kehilangan keimanannya kepada yang demikian itu maka niscaya dia selalu menderita dalam kehidupannya dan mengindap berbagai penyakit kejiwaan yang boleh jadi sebagiannya tidak ada obat penawarnya.
Kesepuluh: Al Qur’an adalah kitab mu’jizat dalam kaitannya dengan prinsip-prinsip ekonomi dan tata kelola yang keluhurannya diakui oleh para ahli ekonomi dan tata kelola non muslim. Di antara prinsip-prinsip ekonomi Al Qur’an adalah pengharaman riba dengan segala bentuknya dan medianya, penetapan hukum zakat, persyaratan penulisan hutang piutang dan pentingnya saksi-saksi atas hutang piutang, perintah untuk menunaikan amanat kepada orang yang berhak atas amanat itu, dan prinsip-prinsip ekonomi yang lain. Sedang prinsip-prinsip tata kelola di antara adalah perintah kepada perencanaan yang baik, perintah untuk meminta pertolongan kepada para pemikir dan cendekiawan, perintah kepada pembagian wewenang dan tanggungjawab secara baik dan adil, penghormatan kepada orang yang lebih tua, santun kepada yang lebih muda, perintah untuk memelihara kewajiban dan hak, kesetaraan antara sesama manusia, pelarangan kepada pemimpin yang mengelola kepemimpinannya sesuai dengan hawa nafsunya, perintah kepada perlindungan kemaslahatan umum dan kemaslahatan khusus.
Kesebelas: Al Qur’an adalah kitab mu’jizat dalam kaitannya dengan kesempurnaannya karena dia menerangkan ragam tema mulai dari penciptaan langit dan bumi sampai kepada penciptaan kehidupan dan manusia. Demikian pula Al Qur’an meliput perjalanan nabi-nabi dan orang-orang yang saleh mulai dari Nabi Adam a.s. sampai Nabi Muhammad s.a.w., dan perjalanan umat-umat terdahulu yang telah binasa dan orang-orang yang saleh dan yang jahat. Lebih dari itu Al Qur’an juga menyampaikan tema-tema tentang akidah, ibadah, akhlak, dan mu’amalat. Semua itu tanpa kesalahan apapun dalam kaitannya dengan bahasa atau susunan kata atau pembuktian atau kandungan.
Keduabelas: Al Qur’an adalah kitab mu’jizat dalam kaitannya dengan bunyi kata-katanya dan akhir dari ayat-ayatnya yang memudahkan jutaan orang dari bangsa Arab dan non Arab untuk menghafalnya.
Ketigabelas: Al Qur’an adalah kitab mu’jizat dalam kaitannya dengan bentuk huruf-hurufnya yang indah dan serasi.
Keempatbelas: Al Qur’an adalah kitab mu’jizat dalam kaitannya dengan pemeliharaannya yang akurat. Umat manusia tidak pernah mengenal suatu wahyu yang terpelihara dalam bahasa wahyu yang sama selama lebih dari empatbelas abad tanpa penambahan satu huruf atau pengurangan satu huruf kecuali Al Qur’an Al Karim.
Kelimabelas: Al Qur’an adalah satu-satunya kitab yang Allah Ta’ala menantang manusia dan jin secara sendiri-sendiri dan bersama-sama untuk mendatangkan yang serupa dengannya tanpa mereka dapat memenuhi tantangan itu walau telah berlalu lebih dari empatbelas abad sejak diturunkannya.


[1] Surat Al Waaqi’ah: 77-80

Tidak ada komentar:

Posting Komentar